Hati-hati dengan Istidraj: Kenikmatan yang Mungkin Menyembunyikan Bahaya.

By. Darma Taujiharrahman - 29 Sep 2023

Bagikan:
img

batemuritour.com - Manusia tak pernah putus menerima aliran nikmat Allah dalam bentuk apapun baik material maupun nonmaterial yang disadari sebagai sebuah nikmat atau yang tak disadari.

 

Tidak semua kenikmatan yang manusia terima adalah betul-betul anugerah yang memuliakan. Bisa jadi sebaliknya bahwa sebagian dari kenikmatan itu sesungguhnya pemanjaan sesaat yang akan berakhir pada kebinasaan sebab kedurhakaan mereka kepada Allah.

 

Baca juga: Sejarah Damaskus: Kota Tertua di Wilayah Timur Tengah dan Kejayaan Islam

 

Istidraj itu berasal dari إستدرج- يستدرج- إستدراجا yang berakar kata dari درج yang secara bahasa berarti tangga, meningkat, sedikit demi sedikit, tahap demi tahap, ataupun perlahan-lahan. Sedangkan secara istilah berarti kenikmatan materi yang diberikan kepada seseorang yang secara lahir semakin bertambah, tetapi kenikmatan yang bersifat imaterial semakin dikurangi atau dicabut, sementara ia tidak menyadarinya. Secara lahiriah kemewahan duniawi Allah berikan, namun secara batiniah perintah ketakwaan (ittaqullah) ia abaikan.

 

Dalam kitab al-Hikam, Ibnu ‘Athaillah as-Sakandary menuturkan,

 

 

"Takutlah terhadap kebaikan Allah Swt. kepada Anda, sedangkan Anda senantiasa berbuat jahat kepada-Nya. Sebab, boleh jadi kebaikan itu adalah bentuk istidraj. Kami akan menarik mereka secara berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dengan cara yang tidak mereka ketahui. "

Dalam Al-Qur’an Allah mengingatkan:

 

 وَالَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِّنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُوْنَ، وَاُمْلِيْ لَهُمْۗ اِنَّ كَيْدِيْ مَتِيْنٌ

 

Artinya: “Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, akan Kami biarkan mereka berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui.Dan Aku akan memberikan tenggang waktu kepada mereka. Sungguh, rencana-Ku sangat teguh” (QS Al-‘Araf [7]: 182-183).

 

Terkadang, dalam masyarakat, di antara mereka ada yang bertanya "Kenapa si Fulan yang selalu berzina, berjudi, mabuk, dan lain sebagainya, rezekinya terus melimpah dan tidak ini kita mengatakan bahwa semua itu adalah istidraj. Jikalau orang yang bermaksiat tersebut tidak bertaubat maka tidak akan lama lagi Allah Swt. akan mengazabnya dengan siksaan yang pedih, yang tidak akan pernah dilupakannya sepanjang hidup.

 

Mereka mengira, melalui berbagai kenikmatan Allah sedang memberikan kemuliaan padahal Allah sedang menghinakan perlahan-lahan dan bahkan membinasakan. Mereka selalu berbuat maksiat dan tidak beribadah namun Allah berikan kemewahan dunia. Allah memberikan harta yang berlimpah padahal mereka tidak pernah bersedekah.

 

Allah karuniakan rezeki berlipat-lipat padahal jarang shalat, tidak senang pada nasihat ulama, dan terus berbuat maksiat. Hidup dikagumi, dihormati, padahal akhlaknya bejat; diikuti, diteladani dan diidolakan, padahal bangga mengumbar aurat dalam berpakaian.

 

Sangat jarang diuji sakit padahal dosa-dosa menggunung; tidak pernah diberikan musibah padahal gaya hidupnya jumawa, meremehkan sesama, angkuh, dan bedebah. Allah berikan anak-anak sehat dan cerdas padahal ia memberi makan dari harta hasil yang haram (riba, menipu, korupsi).

 

Baca juga: Tafsir Surat Al-Anbiya Ayat 7: Pentingnya Bertanya dalam Mengejar Kebenaran

Hidup bahagia penuh canda tawa padahal banyak orang karenanya terzalimi; kariernya terus menanjak padahal banyak hak orang yang diinjak-injak. Semakin tua semakin makmur padahal berkubang dosa sepanjang umur.

 

Janganlah tertipu oleh nikmat dan kesenangan yang kita rasakan. Semua itu adalah milik-Nya. Jangan sampai kita diazab dengan nikmat-Nya, sebab yang demikian itu jauh lebih menyakitkan daripada siksa-Nya.









Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp