Surat Al-Ashr Ayat 1-3. Pesan Untuk Memanfaatkan Waktu Dengan Baik

By. Ibnu Fikri Ghozali - 12 Oct 2023

Bagikan:
img

batemuritour.com-Surat Al-ashr adalah surat ke-103 dari ayat suci Al-Qur’an. Di mana surat ini memuat tiga ayat dan mempunyai makna yang sangat dalam apabila kita renungkan Bersama. Surat ini menceritakan kebahagiaan dan kerugian yang bakal dialami oleh umat manusia semasa di dunia. Manusia bisa mendapatkan kebahagiaan, ataupun dalam kerugian yang amat sangat mendalam.

Baca juga: Ini Dia Keistimewaan Kuda dan Unta dalam Al-Quran

                Sejatinya, manusia akan mendapatkan kebahagiaan apabila semasa hidupnya melakukan hal-hal baik. Begitupun sebaliknya, manusia akan merugi apabila ia melakukan hal-hal buruk semasa hidupnya di dunia. Dalam surat ini, manusia mempunyai potensi untuk mendapatkan diantara keduanya tergantung ia melakukan hal positif ataupun sebaliknya. Inti dari makna yang terkandung adalah kedisiplinan seorang hamba terhadap waktu.

Berikut adalah bacaan Surat Al-Ashr ayat 1-3


وَالْعَصْرِ ١

Artinya:
1. Demi masa,

اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ ٢

Artinya:
2. sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian,

اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

3. kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.

Baca juga: Tetap Khusyu & Tidak Rewel, Ini Dia 6 Adab Bawa Anak ke Masjid

Surah ini diawali sumpah dengan menggunakan waw al-qasam, “Wa al-‘ashr.” Kata al-‘ashr bermakna ad-dahr atau az-zamân (masa atau waktu). Memang, ada yang menafsirkannya sebagai bagian dari waktu siang (waktu antara tergelincirnya matahari hingga sebelum terbenam), salat Asar, atau masa kehidupan Nabi saw. (bagaikan waktu asar jika dikaitkan dengan datangnya hari kiamat). Namun, menurut Ath-Thabari, Ibnu Katsir dan Asy-Syaukani, yang lebih râjih (kuat) dan masyhur adalah makna pertama, yakni masa atau waktu secara umum, baik siang maupun malam.

Dalam ayat kedua, Inna al-insâna lafî khusr[in] (Sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian)”. Dari sini bisa kita lihat, bahwa manusia akan mendaptkan kerugian. Terlebeih di ayat kedua ini diawali dengan dua  harfu taukid, yaitu haru “inna” dan “lamu taukid”. Makna tersebut bentuk penekanan janji Allah SWT terhadap hamba-Nya.

Sedangkan ayat ketiga, illallażīna āmanụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti wa tawāṣau bil-ḥaqqi wa tawāṣau biṣ-ṣabr. ayat ketiga ini lebih diperkuat dengan adanya istitsnâ (pengecualian) pada orang-orang yang memiliki karakter tertentu sebagaimana disebutkan dalam ayat berikutnya. Yaitu dikecualikan kepada orang-orang yang beriman kepada Allah SWT. Dan kemudian mau untuk beramal sholeh dengan menjalankan syariat Allah SWT dan menjauhi segala larangannya. Serta orang mau menasehati dalam kesabaran dan kebenaran.

Dari makna tersebut bisa kita simpulkan, bahwa manusia akan merugi. Apabila ia tidak menjalankan apa yang sudah diperintahkan oleh Allah SWT kepada hambanya. Entah dalam menjalanankan amal sholeh ataupun meninggalkan hal-hal yang dilarang oleh-Nya.
 Baca juga: Muslim Harus Tau, Ini Dia 6 Keutamaan Bangun Pagi dalam Islam









Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp