batemuritour.com - Hai sobat Annabil!!! taukah kalian tentang perbuatan bohong? Berikut ini penjelasan seputar bohong yang dilarang dalam ajaran Islam berdasarkan dalil-dalil yang dikutip dari al-Quran ataupun al-Hadist
Beberapa ayat dalam al-Quran telah menyampaikan pesan tentang bahayanya berbohong sebagai suatu perilaku yang tidak disukai Allah SWT. Selain berdosa, berbohong juga dapat membahayakan tidak hanya bagi diri sendiri namun juga bagi orang lain. Dengan berbohong, kita dapat kehilangan kepercayaan, merasa gelisah, terbiasa (kecanduan), menimbulkan masalah baru dan sulit untuk berkata jujur.
Dalam bahasa diketahui ghibah adalah pembicaraan jahat tentang orang ketiga atau seseorang yang tidak hadir. Pembicaraan itu benar tapi tidak penting. Prinsip utamanya adalah kata-kata akan menyakiti hati orang yang dibicarakan.
Dalam pengertian kontemporer, Ghibah merupakan perbuatan membicarakan keburukan atau aib orang lain. Meskipun yang dibicarakan sesuai dengan kenyataan, tetapi ghibah tetaplah suatu perbuatan yang zalim.
Menurut agama Islam ghibah adalah sebuah dosa. Istilah ghibah mirip dengan gosip, fitnah, dan buhtan. Jika pembicaraan jahat tentang seseorang tidak benar, maka dosanya disebut buhtan, yaitu dosa yang lebih besar daripada ghibah.
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang"
Dalam ayat lain juga diterangkan
"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya."
Kedua ayat diatas menyampaikan pesan tentang pentingnya seorang muslim untuk menjaga lisannya (mulutnya) dari segala macam ucapan atau perkataan kecuali ucapan - ucapan yang memberikan kebaikan secara nyata.
Maka jika suatu ucapan atau perkataan sebaliknya malah menimbulkan kerusakan makan disunnahkan untuk memendamnya atau menyimpannya sekalipun ucapan tersebut adalah fakta kebenaran. Sebab disunnahkannya hal ini adalah keutuhan dan perdamaian dalam masyarakat adalah diatas kepentingan perseorangan.
Dalam suatu Hadist Nabi Muhammad SAW juga berpesan tentang anjuran diam atas perkataan yang merusak,
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan hari akhir maka hendaknya dia berbicara yang baik atau (kalau tidak bisa hendaknya) dia diam"
Baca juga: Berbohong Boleh? Berikut Penjelasannya
Hadist ini menjelaskan pentingnya manusia untuk selalu menjaga ucapannya dan perintah untuk hanya mengucapkan perkataan - perkataan yang membuahkan kebaikan. Bukan perkataan - perkataan yang mengundang konflik, maka dari itu diam adalah lebih baik.
Dalam riwayat lainnya juga dijelaskan bahwa "sebaik-baiknya seorang muslim adalah mereka yang dapat menyelamatkan sesama muslim dari ucapannya dan juga perbuatannya"
Secara dasar telah disepakati bahwa ghibah adalah perbuatan dosa yang sangat dilarang dalam ajaran agama Islam. Bahkan, ghibah dianggap sebagai perbuatan dosa yang dosanya melebihi dosa berzina.
Hal ini sebagaimana yang dijelaskan pada hadist riwayat At-Thabrani, Nabi Muhammad SAW bersabda, yang artinya:
"Ghibah itu lebih berat dari zina. Seorang sahabat bertanya, 'Bagaimana bisa?' Rasulullah SAW menjelaskan, 'Seorang laki-laki yang berzina lalu bertobat, maka Allah bisa langsung menerima tobatnya. Namun pelaku ghibah tidak akan diampuni sampai dimaafkan oleh orang yang dighibahnya," (HR At-Thabrani).
Selain itu, diriwayatkan bahwa Allah SWT pernah berfirman kepada Nabi Musa AS:
"Siapa saja yang meninggal dunia dalam keadaan bertaubat dari perbuatan ghibah, maka dia adalah orang terakhir masuk surga. Dan siapa saja yang meninggal dalam keadaan terbiasa berbuat ghibah, maka dia adalah orang yang paling awal masuk neraka."
Seseorang yang suka menggunjing akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT di kemudian hari oleh orang yang disakitinya. Dia juga menebus kesalahan orang-orang yang telah dia salahkan, termasuk orang-orang yang telah dia hina, melalui perbuatan baiknya. Perbuatan jahat orang-orang yang dia salahkan kemudian ditimpakan kepadanya setelah perbuatan baiknya telah berjalan.
Baca juga: Bohong Menurut Islam, Hukum dan Penjelasannya
Wallahu a’lam bish-shawab.
Sekian pembahasan Annabil kali ini, bagi kalian yang ingin bertanya ataupun berkomentar terkait konten-konten Islami silahkan hubungi email kami di umrah.batemuri@gmail.com atau terus cek artikel kami di www.batemuritour.com