Keutamaan ibadah puasa di Mekkah

By. Walid Iqbal Istiardi - 07 Mar 2024

Bagikan:
img

Batemuritour.com- Tak mengherankan, jika kepadatan Masjidil Haram di bulan Ramadhan lebih ramai dibanding waktu bulan haji. Hal itu disebabkan mereka yang beri’tikaf di Masjidil Haram Masjid Nabawi. Sebenarnya apa fadhilah dan keutamaan yang mereka dapatkan ketika berada di Tanah Suci ketika Bulan Ramadhan?

 

Ibnu Abbas mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa mendapati bulan Ramadhan di Makkah, lalu berpuasa secara utuh dan melakukan shalat malam pada beberapa malamnya, maka Allah akan mencatat untuknya seratus ribu bulan Ramadhan selain di Makkah. Dia juga akan mencatat satu kebajikan tiap siang hari, dan satu kebajikan tiap malam hari.”

 

“Allah akan memberi pahala sama dengan pahala memerdekakan seorang budak tiap siang hari, dan seorang budak lagi tiap malam hari, juga dua barang bawaan kuda di jalan Allah tiap siang hari dan dua barang bawaan kuda di jalan Allah tiap malam hari.”

 

Baca Juga : 30 Ucapan Menyambut Ramadhan Berisi Doa Penuh Makna, Marhaban Ya Ramadhan 1445H !

 

Di antara amalan yang memiliki pahala berlipat ganda adalah memperbanyak shalat di dua tempat suci, yaitu di Masjid al-Haraam dan Masjid Nabawi. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صَلاَةٌ فِى مَسْجِدِى هَذَا أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلاَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ وَصَلاَةٌ فِى الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَفْضَلُ مِنْ مِائَةِ أَلْفِ صَلاَةٍ

Shalat di masjidku ini (Masjid Nabawi) lebih baik daripada 1000 shalat di masjid lainnya kecuali di Masjid al-Haraam. Shalat di Masjid al-Haraam lebih baik daripada 100.000 shalat di masjid yang lain.” (Shahih. HR. Ahmad).

 

Panduan Rasulullah Saw dalam mengisi Ramadhan

Rasulullah memotivasi dan mengarahkan umatnya agar memanfaatkan momentum Ramadhan dengan baik, serta mengisi hari-harinya sesuai dengan tuntunan Allah subhanahu wata’ala.

Berikut adalah intisari panduan yang dapat mewakili panduan Rasulullah dalam mengisi Ramadhan

Pertama : Memperbanyak Doa pada Allah Subhanahu wata’ala

Doa merupakan puncak ikhtiar seorang hamba sekaligus gerbang utama yang menandai sikap tawakkal insan beriman. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan pada umatnya agar memperbanyak doa menjelang kedatangan Ramadhan, serta memohon dengan tulus agar Allah memberi kekuatan dan kelapangan saat beribadah di bulan ini.

 

Rasulullah diriwayatkan pernah  berdoa saat memasuki bulan Rajab dan Sya’ban agar diberkahi di bulan Ramadhan. Rasulullah bersabda :

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَمَضَانَ

Artinya : “Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan berkahilah kami di bulan Ramadhan“. (HR Ahmad 1/259)

 

Pada awal masuknya Ramadhan, saat hilal sudah terlihat yang menandai awal Ramadhan pun Rasulullah berdo’a.

Sebagaimana hadist yang disampaikan Imam at-Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda :

اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِاليُمْنِ وَالإِيْمَانِ وَالسَّلَامَةِ وَالإِسْلَامِ رَبِّيْ وَرَبُّكَ اللهُاللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِاليُمْنِ وَالإِيْمَانِ وَالسَّلَامَةِ وَالإِسْلَامِ رَبِّيْ وَرَبُّكَ اللهُ

Artinya : “Ya Allah hadirkanlah awal Ramadhan kepada kami dengan penuh kedamaian, kekuatan iman, keselamatan, dan kekuatan Islam. Rabbku dan Rabbmu adalah Allah“. (HR at-Tirmidzi)

 

Sedangkan pada malam-malam Ramadhan terutama 10 malam terakhir, sebagaimana sayyidah ‘Aisyah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang bacaan apa yang diucapkan pada malam Lailatul Qadr, sebagaimana riwayat sayyidah ‘Aisyah sebagai berikut :

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَيُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ القَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا؟ قَالَ: قُولِي: اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Artinya : “Wahai Rasulullah, jika aku menjumpai satu malam merupakan lailatul qadar, apa yang harus aku ucapkan di malam itu? Beliau menjawab: Ucapkanlah: ALLAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN…”. (HR. Ahmad 25384, At-Turmudzi 3513, Ibn Majah 3850, An-Nasai dalam Amal Al-yaum wa lailah, dan Al-Baihaqi dalam Syua’bul Iman 3426. Hadis ini dinilai shahih oleh Al-Albani)

 

Kedua : Menyiapkan Fisik yang Prima dan Mental yang Istiqomah

 

Fisik prima yang ditenun oleh mental istiqomah merupakan bekal utama dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadhan. Rasulullah mengisyaratkan persiapan ini dengan memperbanyak puasa di bulan Sya’ban sebagai latihan untuk beradaptasi dengan puasa Ramadhan.

Sayyidah Aisyah radhiallahu ‘anha menyampaikan bahwa beliau tidak pernah melihat baginda Rasulullah memperbanyak puasa sunnah selain di bulan Sya’ban.

Baca Juga : Ini 10 Amalan Sunnah Penambah Pahala Puasa

Ketiga : Memantapkan Niat yang Paripurna

 

Niat adalah bukti kesungguhan insan beriman dalam menunaikan ibadah puasa. Rasulullah menghimbau seluruh umat Islam agar menyambut kedatangan Ramadhan dengan niat ibadah yang tulus. Bahkan, kebeningan niat seorang hamba dalam mengarungi Ramadhan akan melahirkan ampunan bagi kesalahan yang telah ia perbuat.

 

Rasulullah bersabda :

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya : “Siapa saja yang menunaikan puasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan ketulusan meraih pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lampau“. (HR. Bukhari).

 

Keempat : Merencanakan Agenda Ramadhan

 

Esensi puasa tidak terletak pada kesanggupan untuk menahan lapar dan dahaga semata, terlebih bila disertai dengan banyaknya tidur yang tak beraturan. Tidaklah heran bila  Rasulullah mengingatkan kita belasan abad lampau, Dalam Hadist Rasulullah yang artinya :

Barangkali orang yang puasa tidak meraih apapun dari puasanya selain lapar, dan yang shalat malam tidak meraih apapun dari shalatnya selain begadang“. (HR. Ibnu Majah)

 

Hadist ini merupakan pesan nabawi bagi pengikut Rasulullah di kemudian hari agar mengisi setiap detik Ramadhan dengan ibadah yang penuh makna. Hal ini lebih tertata bila direncanakan dengan baik sebelum Ramadhan tiba. Setiap diri dapat menyiapkan agenda yang akan digiatkan pada bulan Ramadhan, menempatkannya di antara waktu-waktu strategis, kemudian mengumpulkan tekad untuk melakukannya secara konsisten.

 

Berikut beberapa aktifitas ibadah yang amat ditekankan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :

 

  • Memperbanyak interaksi dengan al-Qur’an

 

Dapat berupa : membacanya dan  melakukan kajian terhadap kandungan makna al-Qur’an. Puncak tertingginya adalah menghafalkan ayat-ayat al-Qur’an.

Manfaat  mengkaji kandungan al-Qur’an :

    1. Meraih petunjuk rabbani
    2. Menambah kekuatan iman
    3. Meningkatkan ketaatan
    4. Melarutkan jiwa dalam memaknai keutamaan Ramadhan hingga teraih rahasia rabbani tentang penurunan al-Qur’an di bulan Ramadhan. Sebagaimana Firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 185 yang artinya :

Bulan Ramadhan, yang telah diturunkan al-Qur’an pada bulan ini sebagai petunjuk bagi manusia, penjelas atas petunjuk itu, dan pembeda antara yang hak dan bathil)…”

Baca Juga : Safinatun Najah: Qadha’, Kafarat, dan Pembatal Puasa

  • Menggiatkan sedekah

 

Sedekah merupakan rangkaian agenda Ramadhan  yang menjadi rutinitas Nabi. Sedekah mencakup aneka kebaikan yang mungkin dilakukan setiap muslim dari berbagai kalangan. Kaya-miskin, tua-muda, besar-kecil, dapat bersedekah sekalipun dengan segelas air, ataupun hanya dengan senyuman.

 

  • Banyak menebar kebaikan

 

Bulan Ramadhan ialah waktu bazar pahala yang ditebar Sang Pencipta secara gratis dalam aneka stand kebaikan. Cukup datang dan mencoba, anda dipastikan meraih berbagai pahala menarik dan berlipat ganda tanpa harus “membeli”. Bahkan, niat tulus anda untuk berkunjungpun telah menambah pundi-pundi pahala, sekalipun belum memiliki kesempatan untuk mencobanya.

Yuuuk, siapkan agenda kebaikan yang akan kita tebar di bulan Ramadhan ini.

 

  • Memperbanyak do'a

 

Di antara keutamaan Ramadhan adalah terkabulnya doa yang dipanjatkan secara tulus pada saat-saat tertentu di bulan ini. Keutamaan ini juga dikuatkan dengan hadirnya ayat “pengabul doa” di antara rangkaian ayat puasa, yang menyiratkan bahwa "doa merupakan aktifitas yang tak boleh terlewatkan di bulan Ramadhan".

 

Allah berfirman :

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

Artinya : “Dan bila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentangKu, maka (jawablah), bahwa Aku amatlah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaKu, maka hendaklah mereka memenuhi (segala seruanKu) dan beriman kepadaKu, agar mereka memperoleh kebenaran“. (QS. al-Baqarah : 186)

 

Kiranya, mukmin yang berpuasa akan merugi bila tidak memiliki agenda doa di bulan Ramadhan. Tumpahkanlah keinginan Anda (baik keinginan dunia maupun akhirat) pada waktu dan momentum terbaik di bulan ini, dengan permohonan yang tulus nan halus. Semoga Allah mengabulkan setiap keinginan, memudahkan prosesnya, dan memberkahi hasilnya.

 

Baca Juga :  10 Macam Puasa dalam Islam, Wajib hingga Sunah

 

  • Mendekatkan diri pada Allah subhanahu wata’ala

 

Puasa hanya untuk Allah dan hanya Dialah yang menilai dan memberi pahala. Detik-detik dalam Ramadhan menjadi momentum paling berharga untuk menghadirkan ar-Rahman sekaligus mendekat padaNya. Jadikanlah Ramadhan sebagai peluang untuk semakin mengenal Allah, mendekat padaNya. Upaya pendekatan ini harus semakin intens dilakukan khususnya pada hari-hari terakhir bulan Ramadhan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa mengisi hari-hari ini dengan i’tikaf di masjid.

 

Itulah Keutamaan Ibadah Puasa Ramadhan di Mekkah. Oleh karena itu, salah satu karunia yang harus dimanfaatkan dengan baik adalah ketika diberi kelapangan untuk mengadakan perjalanan ke Tanah Suci, hendaknya kesempatan tersebut diisi dengan memperbanyak ibadah terutama shalat mengingat keutamaan yang sangat besar telah disediakan bagi mereka yang mengerjakan.

Adapun kegiatan selain ibadah seperti menghabiskan waktu di pusat-pusat perbelanjaan, wisata religi ke situs-situs bersejarah, yang tidak memiliki keutamaan sebagaimana disebutkan dalam dalil yang valid sebaiknya ditinggalkan sehingga waktu tidak berlalu tanpa makna dan usia berkurang tanpa manfaat.

Wallahu a’lam.









Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp