batemuritour.com - Hai sobat Annabil tour, buat kalian yang ingin tau informasi seputar wisata religius di sekitar pulau Jawa, yuk bisa simak berbagai informasi yang kami sediakan di laman tips kami.
Ziarah, merupakan salah satu perjalanan wisata dengan tema religius yang banyak dilakukan oleh masyarakat di Indonesia. Perjalanan wisata ini bertujuan untuk mengetahui situs-situs budaya dan napak tilas perjuangan para pendakwah dan penyiar agama Islam khususnya di pulau Jawa.
Wisata ini juga memiliki arti penghormatan atas jasa jariyah yang telah diajarkan kepada seluruh murid-muridnya dari generasi ke generasi.
Berikut ini beberapa destinasi wisata religius yang dapat dikunjungi di wilayah Pekalongan dan sekitarnya, yuk simak berikut ini.
Baca juga: 7 Destinasi Wisata Religi Banten, Nomor 6 Situs Langka
Tidak hanya dikenal dengan produksi batiknya yang mendunia, Kota Pekalongan selama ini juga dikenal sebagai kota yang religius. Hal ini diperkuat dengan banyaknya makam-makam para ulama atau wali di Kota Pekalongan, termasuk makam seorang ulama besar yaitu Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al Atas yang berada di Kelurahan Sapuro. Al Habib Ahmad Bin Abdullah Bin Thalib Alathas dilahirkan di kota Hajren Hadramaut, Yaman pada tahun 1255H atau 1836M. Selain itu masih terdapat beberapa destinasi wisata religius lainnya sebagaimana berikut ini:
Makam Sapuro, sumber: facebook/Nurul Ahya
Makam ini terletak di Jl. Madura, Sapuro Kebulen, Pekalongan Bar., Kota Pekalongan, Jawa Tengah 51112, Indonesia atau di kompleks yang sering disebut dengan Makam Sapuro.
Al Habib Ahmad bi Abdullah bin Thalib Alatas adalah salah satu pendakwah Islam di Indonesia yang datang dari Hajren, Hadruamaut, Yaman. Beliau menghabiskan masa remajanya untuk mempelajari ilmu agama di kota asalnya. Beragam disiplin ilmu agama berhasil beliau raih dengan gemilang. Beliau melanjutkan pendidikannya ke kota Mekah dan Madinah. Sekalipun banyak mendapat tempaan ilmu dari banyak guru di kedua kota suci ini, namun guru yang paling utama dan paling besar pengaruh.
Dilansir dari nu.or.id dalam amaliyah keseharian, sebagaimana yang ditulis dalam kitab “Taj Al-A’ras” karya al-Habib al-Quthb Ali Bin Husein al-Aththas diceritakan, Habib Ahmad tidak pernah meninggalkan sholat tahajud setiap harinya dan di dalamnya selalu membaca satu juz Al Qur’an dan satu juz lagi dibaca saat sholat dhuha. Membaca ratib yang disusun Habib Umar Bin Abdurrahman Alatas dan membaca wirid karangan habib Abdullah Al Haddad adalah pekerjaan setiap pagi dan sore Habib Ahmad.
Makam Ki Ageng Rogoselo, Pekalongan, sumber: blogspot/Miftachul Khawaji
Makam Ki Ageng Rogoselo beralamat di Rogoselo, Doro, Pekalongan, Jawa Tengah. Tak hanya dikenal karena duriannya, Rogoselo juga terkenal karena di sana terdapat beberapa situs sejarah, diantaranya yaitu makam Syeh Abdullah atau yang lebih dikenal dengan nama Syeh Wali Agung Rogoselo atau Ki Ageng Rogoselo serta petilasan Sayyidi Muhammad Abdussalam yang lebih dikenal dengan julukan Ki Gede Penatas Angin. Kedua tokoh ini memiliki andil besar dalam sejarah Islam di kawasan Rogoselo ini. Dari kisah perjalanan kedua tokoh ini pula lah nama desa Rogoselo berasal dan dikenal sampai sekarang ini. Selain itu di kawasan Rogoselo juga terdapat situs sejarah patung batu Baron Sekeber yang letaknya tidak jauh dari kedua situs tersebut. Baron Sekeber ini merupakan tokoh antagonis yang terdapat dalam sejarah Rogoselo di masa silam.
Makam Mbah Kyai Gede Ceper Bin Sunan Bonang beralamat di Sembung Jambu, Bojong, Pekalongan, Jawa Tengah. Mbah Kyai Gede Ceper adalah salah satu tokoh masyarakat yang memiliki peran penting terbentuknya Kabupaten Pekalongan. Beliau merupakan pendatang dari Provinsi Jawa Timur.
Kisahnya, Mbah Kyai Gede Ceper tengah melakukan pengejaran kepada sekolompok perusuh yang berakhir pada suatu desa yang bernama bukit Ceper. Setelah pengejaran tersebut, beliau memutuskan untuk menetap dan mendakwahkan ajaran Islam di kawasan Sembung Jambu. Secara silsilah, Mbah Kyai Gede Ceper dianggap merupakan keturuan dari Sunan Bonang dan Sunan Ampel sehingga sangat disegani dan dihormati oleh masyarakat setempat. Dalam sejarah, beliau membangun sebuah sumur yang terletak di dekat makam beliau yang merupakan bagian dari peninggalan bersejarah di wilayah tersebut.
Baca juga: 9 Rekomendasi Wisata Religius Cirebon, Nomor 8 Mengagumkan
Makam Syeikh Maulana Maghribi, Ujungnegoro, sumber: facebook / biografiULAMApekalongan
Selanjutnya adalah sedikit bergeser ke arah timur, yaitu lebih tepatnya terletak di Kabupaten Batang. Rekomendasi objek wisata religi di Batang yang cukup terkenal adalah Makam Syekh Mualana Maghribi Wonobodro yang terletak di pesisir pantai Sigandu Ujungnegoro.
Berdasarkan kisah sejarah yang dipercaya masyarakat setempat, Syekh Mualana Maghribi sudah mulai menyebarkan dakwahnya untuk agama Islam jauh sebelum masa walisongo masuk ke pulau Jawa.
Di Ujungnegoro kabupaten Batang ada makam yang disebut-sebut sebagai makam Syekh Maulana Maghribi. Tapi jasad siapa yang ada di dalam makam, saat ini masih dalam perdebatan. Sebab di Kecamatan Blado Kabupaten Batang juga ada makam yang konon kabarnya juga makan Syekh Maulana Maghrib. Namun hal ini berdasar bahwa pada saat zaman tersebut, para pendakwah yang datang dari Maroko lebih dikenal dengan nama Syekh Maulana Maghribi. Sehingga tidak mengherankan jika terdapat dua tempat yang disebut dengan makam Syekh Maulana Maghribi.
Sekian sharing Annabil kali ini, bagi kalian yang informasi terbaru seputar wisata religus cukup kunjungi tips website kami di www.batemuritour.com
Baca juga: 5 Rekomendasi Pantai Gunungkidul, Destinasi Khas Yogyakarta