Kisah Perjalanan Rasulullah SAW ke Tha'if dan Perlindungan Allah

By. Ibnu Fikri Ghozali - 07 Feb 2024

Bagikan:
img

Batemuritour.com- Kisah perjalanan Rasulullah SAW ke Tha'if merupakan salah satu episode penting dalam sejarah dakwah Islam. Nabi Muhammad mengalami ujian berat dan penolakan yang sangat menyakitkan di kota tersebut. Namun, kisah ini juga mengandung pelajaran berharga tentang kesabaran, keteguhan, dan kekuatan spiritual Rasulullah.

 

Baca juga: Kisah Nabi Muhammad dan Wahyu Pertama di Gua Hira

 

Rasulullah SAW, setelah mendapat penolakan dan perlakuan kasar di Makkah, memutuskan untuk mencari perlindungan dan menyampaikan dakwahnya di Tha'if. Meskipun perjalanan dari Makkah ke Tha'if sejauh 60 mil, beliau berusaha keras untuk menyampaikan ajaran Islam kepada penduduk Tha'if.

 

Namun, di Tha'if, Rasulullah mendapat penolakan yang lebih menyakitkan. Ibnu 'Abdi Yalil, salah satu tokoh penting di sana, menolak tawaran dan permintaan Nabi Muhammad dengan sangat keras. Tidak hanya itu, penduduk Tha'if melempari Rasulullah dengan batu, menyebabkan kakinya berdarah, dan menyebabkan penderitaan fisik dan psikis yang berat.

 

Dalam keadaan sedih dan terluka, Rasulullah meninggalkan Tha'if tanpa mengetahui arah perjalanan selanjutnya. Baru setelah sampai di Qarnuats-Tsa‘alib, beliau menyadari ke mana dirinya pergi. Wilayah ini sekarang dikenal sebagai Qarnul-Manazil, di mana penduduk Najd memulai ihram untuk menunaikan ibadah haji dan umrah.

 

Baca juga: Palestina: Tanah yang Dimuliakan dalam Sejarah Islam

 

Allah, sebagai penghibur dan pelindung, mengutus Malaikat Jibril untuk menghibur Rasulullah. Malaikat Jibril memberitahu bahwa Allah telah mendengar perkataan kaumnya dan mengetahui jawaban mereka. Allah kemudian mengutus malaikat penjaga gunung untuk memenuhi keinginan Nabi Muhammad terhadap penduduk Tha'if.

 

Malaikat penjaga gunung menawarkan kekuatan besar kepada Nabi Muhammad. Jika beliau mau, malaikat tersebut siap untuk menimpakan dua gunung kepada penduduk Tha'if sebagai pembalasan atas perlakuan mereka. Namun, Rasulullah, dengan hati yang penuh belas kasihan, tidak meminta kebinasaan mereka.

 

Alih-alih meminta hukuman, Rasulullah berharap agar dari keturunan mereka akan lahir orang-orang yang menyembah Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan apapun. Doa ini diijabah oleh Allah, dan dari keturunan mereka lahir orang-orang yang memeluk Islam dan berjuang di jalan Allah.

 

Baca juga: Doa Peziarah Makam Rasulullah SAW

 

Kisah ini menjadi inspirasi bagi umat Islam untuk tetap teguh dan berlapang dada dalam menghadapi tantangan dalam menyebarkan ajaran agama, sekaligus menunjukkan pentingnya doa yang baik dan belas kasihan terhadap sesama.









Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp