Mutiara Hikmah Ibnu 'Athaillah : Amal dan Ikhlas

By. Siti Rahmawati - 05 Jul 2023

Bagikan:
img

Batemuritour.com- Berbeda-bedanya amalan yang dikerjakan oleh seorang hamba dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Swt. merupakan efek dari keadaan yang berbeda-beda juga, baik fisik, materi, dan lain sebagainya. Seseorang yang berbadan sehat, tentu berbeda amalannya dengan seseorang yang sedang menderita sakit. Seseorang yang memiliki limpahan harta, tentu berbeda amalannya dengan seseorang yang hidup sederhana atau miskin.

 

Hanya saja, perlu Anda ketahui bahwa pahala amalan itu tergantung pada kesulitan yang dialami pelakunya. Uang seribu rupiah yang dikelt1arkan oleh seorang miskin, tentu beda nilainya dan tingkat kesulitannya bagi orang kaya yang bershadaqah sebanyak seratus ribu. Bagi orang miskin, uang seribu itu sangat berharga, bahkan bisa digunakan untuk menambah uang makan.

 

Demi bershadaqah, terkadang ia rela menahan nafsu makannya. Berbeda halnya dengan orang kaya, baginya uang seribu atau seratus ribu itu hanyalah secuil dari setumpuk hartanya. Tidak ada pengaruhnya sama sekali.

 

Intinya, timbangan amalan itu adalah ikhlas, bukan banyak atau sedikitnya, karena keadaan masing-masing orang juga berbeda-beda.

 

 

Baca juga : 

 

Syeikh Ibnu ‘Athaillah dalam AlHikam Menjelaskan,
 

 

“Amal adalah kerangka yang tegak, dan ruhnya adalah rahasia ikhlas yang ada di dalamnya."

 

Amalan apa pun yang Anda kerjakan adalah ibarat patung atau kerangka yang tidak ada nyawanya sama sekali. Amal hanyalah bentuk yang tidak bergerak dan tidak ada yang menggerakkan. Amal hanya bisa digerakkan jikalau ada ruhnya, yaitu ikhlas.

 

Ketika kita mengerjakan suatu amalan maka ada dua syarat yang perlu dipenuhi, sehingga amalanyang kita lakukan bisa diterima oleh Allah Swt.

Pertama, ikhlas. Ikhlas adalah tiang utama suatu amalan. Amalan apa pun yang tidak didasari oleh keikhlasan maka tidak akan diterima.

 

Jangan sampai seorang hamba meniatkan atau menyandarkan amalan dan ibadah kepada selain Allah Swt. Walaupun ia membaca nama Allah Swt. ketika melakukannya, namun niat yang tertanam sudah menyekutukan-Nya, maka amalannya tetap batal dan tidak sah.

 

Kedua, harus sesuai dengan tuntunan Rasulullah Saw. Perkara kedua yang perlu diperhatikan dalam suatu amalan adalah kesesuaian dengan tuntunan Rasulullah Saw. Boleh jadi, seseorang menghabiskan seluruh waktunya untuk beramal dan beramal, namun jikalau tidak sesuai dengan tuntunan Rasulullah Saw., maka amalannya sia-sia belaka. Ia hanya mendapatkan nol besar dan kelelahan semata. Dua elemen ini harus ada dalam suatu amalan agar diterima di hadapan Allah Swt.

 

Baca juga:

 

Waallahu A'alam Bisshowab

 

Sekian pembahasan Batemuritour kali ini, bagi kalian yang ingin bertanya ataupun berkomentar terkait konten-konten Islami silahkan hubungi email kami di umrah.batemuri@gmail.com atau terus cek artikel kami di www.batemuritour.com

 









Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp