Masjid Menara Kudus: Simbol Akulturasi Budaya dan Keindahan Arsitektur

By. Ibnu Fikri Ghozali - 13 Feb 2024

Bagikan:
img

Batemuritour.com- Masjid Menara Kudus, juga dikenal sebagai Masjid Al-Aqsa Menarat Qudus, adalah salah satu bangunan masjid tua di Indonesia yang memancarkan keunikan dan keindahan arsitektur. Dibangun oleh Sunan Kudus, salah satu dari Wali Songo, masjid ini memiliki sejarah panjang dan dipenuhi dengan nilai-nilai kultural yang mencerminkan akulturasi antara budaya Hindu dan Islam.

 

Baca juga: Keutamaan Bulan Sya'ban: Persiapan Menuju Ramadan

 

Masjid Menara Kudus dibangun oleh Sunan Kudus, yang memiliki nama asli Ja’far Shadiq. Sunan Kudus lahir di Al-Quds (Yerusalem), Palestina, pada abad ke-16. Kerinduannya terhadap tanah kelahirannya tercermin dalam nama masjid ini, Al-Quds yang diucapkan sebagai Kudus.

 

Masjid ini memiliki usia yang diperkirakan hampir mencapai 500 tahun. Prasasti di atas mihrab masjid menunjukkan tahun 956 Hijriah atau 1549 Masehi. Meskipun masjid ini telah berusia tua, namun keindahan dan kekhasan arsitekturnya tetap memikat hingga kini.

 

Salah satu ciri khas utama Masjid Menara Kudus adalah menara yang menyerupai bangunan candi. Gaya arsitektur menaranya mencerminkan tradisi seni Hindu dan mirip dengan bangunan candi Jago peninggalan Raja Singasari Wishnuwardhana. Ini menjadi contoh konkret akulturasi budaya antara Islam dan Hindu.

 

Selain itu, pintu gerbang masjid dirancang menyerupai Candi Bentar dengan dua daun pintu kembar, menunjukkan totalitas tradisi seni Hindu. Meskipun begitu, ornamen masjid ini juga mencakup unsur-unsur Arab dan Islam, menunjukkan harmoni dan integrasi antara kedua budaya.

 

Baca juga: Melacak Jejak Wali Songo Melalui Masjid-masjid Bersejarah di Indonesia

 

Ornamen Masjid Menara Kudus menjadi daya tarik tersendiri. Pada struktur atap yang bersusun tiga, terdapat kekayaan ornamen Hindu yang memberikan nuansa khas. Ornamen simpul (Arabesque) pada padasan atau bak air menghiasi masjid dengan indah, menambah kecantikan dan keagungan bangunan tersebut.

 

Meskipun terlihat kental dengan aroma Hindu, namun ornamen masjid ini juga menampilkan unsur-unsur Arab dan Islam. Hal ini tercermin pada padasan yang terbuat dari susunan bata merah dengan ornamen pola anyaman simpul yang menghiasi panil-panil pada bagian dinding.

 

Masjid Menara Kudus juga terkenal dengan mitos Rajah Kalacakra. Rajah ini diyakini ditanam oleh Sunan Kudus di pintu gerbang masjid untuk melemahkan kekuatan orang-orang yang berniat jahat. Meskipun mitos ini mungkin bersifat legendaris, namun tetap diyakini oleh sebagian masyarakat, bahkan mempengaruhi keberanian pejabat untuk berkunjung ke masjid ini.

 

Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Menara Kudus juga menjadi tempat ziarah ke makam Sunan Kudus. Para peziarah dapat berziarah setiap hari dengan menjaga protokol kesehatan. Situasi pandemi mungkin mempengaruhi kunjungan, namun kompleks masjid tetap menjadi tempat yang penuh spiritualitas.

 

Baca juga: Haji Wada: Ibadah Terakhir Nabi Muhammad SAW Sebelum Wafat

 

Masjid Menara Kudus, dengan segala keunikannya, menjadi bukti hidup harmoni antara budaya Hindu dan Islam di Indonesia. Keindahannya tidak hanya terletak pada arsitektur fisik, tetapi juga pada nilai-nilai sejarah dan kultural yang dibawanya, menjadikannya destinasi bersejarah yang patut dikunjungi.









Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp